MALAYSIA, REQnews - Malang betul nasib kakek berusia 66 tahun ini. Ia terpaksa menjalani hari-hari tuanya di rumah bedeng reot yang dibangunnya sendiri dengan kayu daur ulang dan seng dari rumah lamanya.
Kakek bernama Muhammad Yusof Jidan ini pasrah tinggal di bedeng lantaran rumah lamanya digusur dan dibongkar oleh pihak developer setahun lalu. Penyebabnya, rumah tersebut dibangun di atas tanah pemerintah di Kampung Sri Keramat, Malaysia.
Usai rumahnya digusur, Muhammad Yusof tak mendapat kompensasi yang sesuai. Ia hanya diberi 1.000 ringgit atau setara Rp 3,5 juta oleh pihak developer.
Ia juga tak mendapat tanah ganti yang seharusnya ia terima. Padahal, menurut surat pemberitahuan yang diberikan kepada warga pada tahun 2002 silam ketika proyek direncanakan, mereka dijanjikan menerima kompensasi mulai dari 10.000 ringgit (Rp 35 juta) hingga 30.000 ringgit (Rp 106 juta).
"Saya mandi di masjid, dan kalau malam saya sakit perut, saya harus ke surau karena gubuk itu hanya sebagai tempat berteduh. Pada siang hari, sangat panas sedangkan pada malam hari sangat dingin," kata Muhammad Yusof, dikutip Kamis, 28 April 2021.
Kini, untuk bertahan hidup, Muhammad Yusof mengandalkan bantuan bulanan dari Baitulmal (badan pendanaan Muslim untuk kesejahteraan umat Islam) sebesar 300 ringgit (Rp 1 juta) dan Departemen Kesejahteraan Sosial (JKM) sebesar 500 ringgit (Rp 1,7 juta).
Kakek yang hidup sebatang kara itu mengatakan, ia telah beberapa kali mengajukan permohonan penggantian tanah ke Kantor Menteri Utama, tapi hingga kini tak kunjung mendapat tanggapan.

Rumah Digusur dan Tak Pernah Terima Kompensasi yang Dijanjikan, Kakek Ini Pasrah Tinggal di Bedeng

Komentar

Berita Terkait

Berita Rekomendasi