NEW YORK, REQnews - Batu-baru ini, Pengadilan Banding New York, salah satu pengadilan negara bagian paling berpengaruh di Amerika Serikat, setuju untuk meninjau kembali kasus habeas corpus seekor gajah bernama Happy, yang telah dipenjara selama lebih dari 4 dekade di Kebun Binatang Bronx.
Ini menandai pertama kalinya dalam sejarah dimana ada kasus habeas corpus yang akan disidangkan di pengadilan tertinggi, yang diajukan bukan atas nama manusia melainkan satwa.
Sebagai informasi, habeas corpus adalah mekanisme pemulihan yang memungkinkan seseorang untuk melaporkan penahanan atau pemenjaraan yang melanggar hukum kepada sebuah pengadilan dan meminta agar pengadilan itu meninjau apakah penahanan itu sesuai dengan hukum atau tidak. Jika penahanan terbukti melanggar hukum, maka si tahanan itu harus dilepas.
Sebelumnya, pada 2018 lalu, Nonhuman Rights Project (NhRP) telah mengajukan petisi untuk surat perintah habeas corpus atas nama Happy yang meminta pengakuan atas hak fundamentalnya atas kebebasan tubuh dan dipindahkan ke tempat perlindungan gajah.
Happy menjadi gajah pertama di dunia yang diberikan sidang untukmenentukan keabsahan penahannya. Namun setelah beberapa hari pemeriksaan, sangat disayangkan pengadilan menolak petisi Happy. Namun kini, kasus Happy akan ditinjau kembali untuk pertama kalinya oleh Pengadilan Banding.
Sementara itu, kasus Happy mendapat dukungan dari banyak pihak. Mulai dari ilmuwan terkemuka, filsuf, cendekiawan, ahli hukum, teolog dan masyarakat di berbagai belahan dunia.
Setelah memperjuangkan hak-hak non-manusia di New York sejak 8 tahun lalu, NhRP senang akhirnya Pengadilan Banding mau mengakui kepentingan publik yang mendesak seperti kasus Happy.
NhRP pun berharap Happy akan segera menjadi gajah dan hewan bukan manusia pertama di AS yang mendapatkan haknya, untuk kebebasan tubuh yang diakui secara hukum.

Habeas Corpus Gajah Happy, Pertama Kali dalam Sejarah Kasus Satwa Disidangkan di Pengadilan Tinggi

Komentar

Berita Terkait

Berita Rekomendasi