LONDON, REQnews - Pengadilan Westminster Magistrates, London memutuskan kasus pendiri Wikileaks, Julian Assange baru akan disidangkan pada Februari 2020. Sidang tersebut akan memutuskan apakah Assange akan diekstradisi ke Amerika Serikat atau tidak.
Assange sendiri harus menghadapi 18 tuduhan di Amerika Serikat. Mulai dari tuduhan mata-mata, konspirasi meretas komputer pemerintah, hingga melanggar undang-undang spionase negara tersebut.&nbsp;
Jika semua tuduhan itu terbukti, otomatis Assange bakal menghabiskan beberapa dekade di penjara. Sebelumnya Hakim Emma Arbuthnot di pengadilan London memutuskan sidang Assange akan dilakukan pada 25 Februari 2020.
Seperti dikutip Reuters, Sabtu 15 Juni 2019, Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Australia (DFAT) mengatakan bahwa pihaknya memberikan bantuan konsuler kepada Assange dan telah meminta jaminan bahwa dia akan diperlakukan dengan tepat di bawah hukum Inggris.
&ldquo;Setiap permintaan ekstradisi adalah masalah bagi otoritas Inggris. Pemerintah Australia tidak dapat ikut campur dalam proses hukum negara lain," kata juru bicara DFAT kepada Reuters.
Sementara Ben Brandon, pengacara yang mewakili Amerika Serikat, menjalankan ringkasan dakwaan terhadapnya termasuk bahwa ia telah memecahkan kata sandi jaringan Pertahanan AS, Assange mengatakan: "Saya tidak meretas apa pun."
"Adalah penting bahwa orang tidak tertipu untuk percaya bahwa WikiLeaks adalah penerbit," kata Assange, yang muncul dengan videolink dari penjara London, mengenakan T-shirt abu-abu dan mengenakan kacamata hitam berbingkai.
"Pemerintah AS telah mencoba menyesatkan pers," katanya.
Pria kelahiran Australia ini menjadi terkenal ketika WikiLeaks menerbitkan ratusan ribu kabel diplomatik rahasia AS pada 2010. Aksi itu membuat marah Washington yang mengatakan ia telah membahayakan nyawa banyak warga AS.
Para pendukungnya memuji dia sebagai pahlawan karena mengekspos apa yang mereka gambarkan sebagai penyalahgunaan kekuasaan oleh negara-negara modern dan untuk memperjuangkan kebebasan berbicara.
Dia menghabiskan hampir tujuh tahun bersembunyi di kamar-kamar sempit di kedutaan Ekuador di London, tempat dia melarikan diri pada 2012 untuk menghindari ekstradisi ke Swedia di mana dia dicari atas tuduhan pemerkosaan.
Kemudian dia diseret dari kedutaan pada 11 April lalu dan dipenjara selama 50 minggu karena melewatkan jaminan.
Amerika Serikat sejak itu mendakwa Assange dengan banyak pelanggaran termasuk spionase, dengan mengatakan dia secara tidak sah menerbitkan nama-nama sumber rahasia dan berkonspirasi dengan mantan analis intelijen Angkatan Darat Chelsea Manning untuk mendapatkan akses ke informasi rahasia.
Namun, pengacara Assange Mark Summers mengatakan dakwaan itu merupakan "serangan yang memalukan dan penuh pada hak-hak jurnalis dan kebebasan berbicara" dan bahwa kliennya tidak memiliki akses ke komputer untuk memungkinkan dia mengikuti kasus ini. (RYN)

Sidang 25 Februari 2020, Ini Isi Dakwaan Julian Assange

Komentar

Berita Terkait

Berita Rekomendasi