BANDUNG, REQnews - Pengelola Kebun Bintang Bandung (KBB) dikabarkan akan menyembelih hewan-hewan yang tidak dilindungi seperti angsa dan rusa totol untuk kebutuhan pakan hewan buas dilindungi seperti harimau. Itu dilakukan karena tempat tersebut mengalami krisis akibat tidak beroperasi selama PPKM diberlakukan.
Menanggapi hal tersebut, Pakar Hukum Universitas Al-Azhar Indonesia (UAI), Suparji Ahmad yang mengatakan bahwa kanibalisasi bukan suatu solusi tempat.
"Karena setelah hewan yang bukan kategori tidak lindungi jadi pakan kedepanya akan menjadi sama, yaitu kekurangan pakan tapi penghuni KBB (Kebun Binatang Bandung) sudah pasti berkurang fungsi konservasi terabaikan," ujar Suparji.
Menurutnya, karena KBB tersebut merupakan aset negara, maka pemerintah harus turun tangan untuk mengatasi permasalah tersebut. "Jadi selama masa krisis, baiknya pihak KBB berkordinasi dengan Pemda sebagai perwakilan negara untuk menyelesaikannya melalui kebijakan," kata dia.&nbsp;
Akademisi Universitas Al-Azhar Indonesia itu memberikan saran agar untuk sementara waktu sampai kondisi kembali normal pengelolaan diambil alih. "Pada saat kondisi KKB normal, Pemda dapat memberikan pinjaman atau mengambil alih pengelolaan itu kembali," katanya.
Hal senada juga disampaikan oleh Ketua Animal Defenders Indonesia (ADI), Doni Herdaru mengatakan bahwa langkah tersebut keliru dan tidak konstruktif baik jangka pendek maupun menengah.
Menurutnya, krisis yang dialami banyak pihak termasuk pengelola Kebun Binatang Kota Bandung juga dialami banyak pihak, dan itu sangatlah dimaklumi. Ia pun menghimbau kepada pengelola agar bisa mengambil langkah yang visibel.
Bahkan, Doni bersama masyarakat yang peduli dengan hewan siap untuk membantu. "Dari pada menyembelih angsa dan rusa, lebih baik mereka dikonversi dengan barter sejumlah kuantitas daging tertentu untuk pakan hewan yang akan difokuskan," ujar Doni kepada REQnews.com, Rabu 11 Agustus 2021.
"Misalnya, untuk satu ekor rusa, jika disembelih akan menghasilkan 20 hingga 30 kg dagingnya. Kita tawarkan, biarkan rusa diadopsikan virtual atau jarak jauh oleh masyarakat, individu, group, perusahaan," katanya.
Kemudian, kata dia, diberikan label kalungnya pertanda bahwa dia diadopsi oleh individu atau entitas tersebut. Yaitu dibarter dengan kuantitas daging dua kali hingga tiga kali lipat hasil daging, jika rusa itu disembelih.&nbsp;
"Pun dengan angsa, kita konversi total berat perkiraan daging angsa tersebut, dan dibarter daging ayam yang beratnya tiga kali lipat dari angsa di sana, dan diadopsikan virtual juga," kata dia.&nbsp;
Menurutnya, pemeliharaan rusa dan angsa yang diadopsikan bisa dipungut dari adopter, dan diberikan laporan bulanan kondisi mereka pada adopter. "Serta ucapan terimakasih telah ikut menjadi bagian dari solusi yang konstruktif," ujar Doni.
"Saya kira ini jalan yang lebih happy ending bagi berbagai pihak, dan tetap mengutamakan kehidupan satwa-satwa yang ada di naungan KB Kota Bandung," lanjutnya.

Hewan Tak Dilindungi Jadi Pakan di KBB, Pakar: Kanibalisasi Bukan Solusi!

Komentar

Berita Terkait

Berita Rekomendasi