JAKARTA, REQNews - Menko Luhut kembali jadi sorotan. Kali ini gara-gara niatan yang diungkapkannya bahwa aplikasi PeduliLindungi bakal dijadikan alat pembayaran digital karena Indonesia telah berhasil menggarap QRIS yang digagas Bank Indonesia.
Menurut Luhut, dengan menjadikan PeduliLindungi sebagai sistem pembayaran bisa meningkatkan inklusi keuangan digital demi memperluas pasar dari produk-produk lokal seperti UMKM.
Peneliti ekonomi senior Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Yusuf Rendy pun angkat bicara menanggapi wacana PeduliLindungi bakal dijadikan alat pembayaran digital.
Menurut Yusuf Rendy, jika rencana tersebut benar terlaksana maka akan menghasilkan keuntungan besar. Pasalnya, kata dia, penggunaan metode pembayaran nontunai bakal terus meningkat ke depannya.
"Potensinya cukup luas karena Indonesia diproyeksikan sebagai salah satu negara ekonomi digital terbesar dalam beberapa tahun ke depan. Jadi, penggunaan mata uang digital pembayaran non-cash akan semakin banyak diminati oleh masyarakat," katanya, dikutip Senin, 27 September 2021.
Terlebih di era pandemi seperti saat ini, pembayaran nontunai semakin menjadi tren ketimbang pembayaran secara tunai karena masyarakat menghindari penularan Covid-19.
"Data terakhir menunjukkan nilai transaksi pembayaran non-cash itu mencapai sekitar Rp160 triliun pada 2020, sementara volume transaksinya mencapai 12 miliar. Jadi, memang kenaikannya itu cukup signifikan," ujarnya.
Karena itu, Yusuf menilai wajar jika Menko Marves Luhut Pandjaitan ingin menjadikan PeduliLindungi sebagai alat pembayaran digital. Namun, ia menyarankan agar pemerintah lebih dulu memperbaiki masalah keamanan data sebelum benar-benar merealisasikan rencana tersebut.

Luhut Mau Jadikan PeduliLindungi Alat Pembayaran, Duh! Langsung Dikomentari Begini Sama Ekonom

Komentar

Berita Terkait

Berita Rekomendasi