JAKARTA, REQnews &ndash; Hak Asasi Manusia (HAM) merupakan suatu konsep hukum yang melekat dalam diri seseorang sebagai manusia. Setiap manusia memiliki hak masing-masing, yang berlaku dimanapun, kapanpun, dan kepada siapapun.
Dihimpun dari berbagai sumber, Hari Hak Asasi Manusia diperingati setiap 10 Desember yaitu untuk menghormati Majelis Umum PBB yang mengadopsi dan memprokamasikan Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia pada tahun 1948.
Sebagai bentuk upaya perlindungan HAM, pemerintah mengaturnya melalui UU dan ketetapan MPR. Namun dengan banyaknya aturan tersebut, apakah perlindungan HAM di Indonesia sudah berjalan dengan baik?
Dalam Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia menyatakan bahwa HAM adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerahNya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan dan perlindungan harkat dan martabat manusia.
Berdasarkan data pengaduan masyarakat di <a href="http://dataaduan.komnasham.go.id/#/dashboard" target="_blank" title="data pengaduan ham">komnasham.go.id</a> dari Januari-November 2021, Komnas HAM menerima sebanyak 2553 kasus dugaan pelanggaran HAM. Dengan adanya aduan tersebut, menunjukan bahwa tingkat kesadaran masyarakat semakin tinggi terhadap hak-haknya.
Dari banyaknya kasus pelanggaran HAM yang terjadi,&nbsp;tidak jarang kasus pelaggaran HAM berat masa lampau belum juga dituntaskan. Salah satunya adalah kasus pelanggaran HAM Munir Said Thalib, atau yang lebih akrab disapa Munir.
Mengutip pernyataan istri Munir, Suciwati menilai jika langkah-langkah yang diambil Kejaksaan Agung hanyalah cara dalam melepaskan tanggung jawab upaya penegakan hukum dan HAM di Indonesia. Beralasan kurangnya bukti, menjadi sebab tak kujung tuntas kasus HAM Munir.
Karena itu, upaya Kejaksaan Agung dalam menangani kasus HAM berat dinilai tidak membuahkan hasil. Berdalih atas kurangnya bukti terhadap pelanggaran HAM yang sudah terlalu lama, menjadi alasan tersendiri mangkraknya penuntasan pelanggaran HAM.
Bukan hanya itu, sederet kasus pelanggaran HAM di Indonesia masih banyak yang belum terselesaikan. Misalnya tragedi 1965, peristiwa Trisakti dalam tragedi Mei 1998, tragedi Semanggi I dan Semanggi II, kasus Marsinah, kasus penghilangan orang tahun 1997-1998, dan masih banyak lagi kasus lainnya. Akankah kasus-kasus tersebut dapat terselesaikan?

Hari HAM Internasional, Akankah Kasus Pelanggaran HAM di Indonesia Terselesaikan?

Komentar

Berita Terkait

Berita Rekomendasi