JAKARTA, REQnews - Potret pilu wanita hamil di Ukraina yang menjadi korban serangan Rusia beredar di sejumlah media dan membuat publik dunia tercengang.
Menurut informasi, foto itu diambil ketika wanita hamil tersebut sedang dievakuasi dari rumah sakit bersalin yang dibom di Kota Mariupol, Ukraina. Wanita tersebut pun dilaporkan meninggal bersama bayinya.
Dia dilarikan ke rumah sakit lain setelah serangan Rusia minggu lalu, kantor berita AP melaporkan.
<img src="https://photo.reqnews.com/editor/1c3d26aece265ee53fc5845756859f6b.jpg" border="0" />
Ketika dokter mencoba menyelamatkannya--dan menyadari dia kehilangan bayinya--dia dikatakan berteriak: "Bunuh aku sekarang!"
Pinggulnya remuk dan panggulnya terlepas, kata ahli bedah Timur Marin. Sang bayi kemudian dilahirkan melalui operasi caesar tetapi meninggal setelah dikeluarkan dari rahim ibunya.
"Dia tidak menunjukkan tanda-tanda kehidupan," tambah ahli bedah tersebut, dikutip dari Skynews, Selasa, 15 Maret 2022.
Sementara kondisi si wanita, "lebih dari 30 menit resusitasi ibu tidak membuahkan hasil".
"Keduanya meninggal," kata ahli bedah.
Dokter tidak punya waktu untuk mendapatkan identitasnya hingga akhirnya suami dan ayah wanita itu datang untuk mengambil tubuhnya.
Menteri Kesehatan Sajid Javid, saat ditanya media Sky News apakah pemboman rumah sakit adalah kejahatan perang, mengatakan: "Ya, saya pikir itu."
"Ini adalah kekejaman yang mengerikan; ini adalah kejahatan perang karena di bawah hukum internasional Anda tidak dapat menyerang fasilitas kesehatan, rumah sakit," tambahnya.
"Informasi terbaru yang saya dapatkan dari Organisasi Kesehatan Dunia adalah mereka sekarang telah mendokumentasikan bukti setidaknya 31 serangan semacam itu terhadap fasilitas kesehatan, rumah sakit--termasuk penembakan, beberapa hari yang lalu, terhadap rumah sakit kanker juga. Ini adalah kejahatan perang," dia menambahkan.
Sementara itu, terkait pemboman di Mariupol, Rusia malah membantah telah melancarkan serangan terhadap sebuah rumah sakit di kota pelabuhan itu.
Dua duta besarnya--untuk PBB, dan di London--mengatakan gambar kekejaman itu adalah "berita palsu".
Moskow mengklaim bangunan itu telah diambil alih oleh ekstremis Ukraina dan tidak ada pasien atau dokter yang tersisa di dalam.
"Satu-satunya berita palsu adalah semua yang kami dengar dari Rusia," kata Javid yang menambahkan bahwa kemungkinan penuntutan terhadap Presiden Rusia Vladimir Putin sudah dipertimbangkan.
"Hari ini sekretaris kehakiman (Dominic Raab) akan berada di Den Haag," katanya.
"Dia akan bertemu di sana dengan kepala jaksa dan lainnya untuk menawarkan bantuan Inggris untuk mengumpulkan bukti, tetapi juga dengan penuntutan masa depan Presiden Putin dan timnya (dalam pikiran)."
Di sisi lain, seorang wanita lain yang berada di rumah sakit Mariupol yang juga seorang blogger kecantikan Mariana Vishegirskaya bersaksi, "kaca, bingkai, jendela dan dinding terpisah." Dengan kata lain, ini menggambarkan betapa hebatnya dampak serangan udara yang menghantam Mariupol.
"Kami tidak tahu bagaimana itu terjadi. Kami berada di bangsal kami dan beberapa punya waktu untuk menutupi diri, beberapa tidak," tambah Mariana.
Dia pun mengatakan, saat itu ruang operasi di rumah sakit terpaksa menggunakan generator darurat--di kota yang telah hancur tanpa air dan makanan selama lebih dari seminggu.
&nbsp;

Cek Fakta: Potret Pilu Ibu Hamil dan Bayi Tewas Usai RS Bersalin Ukraina Dibombardir, Tubuhnya Remuk

Komentar

Berita Terkait

Berita Rekomendasi