JAKARTA, REQnews - Rencana perpindahan ibukota RI ke IKN Nusantara masih menyisakan polemik. Sejumlah pihak masih mengkritik keputusan pemerintah soal perpindahan ibukota ini karena berbagai alasan.
Salah satunya, lantaran mempertimbangkan kondisi lingkungan yang bakal terkena dampak pembangunan IKN Nusantara. Ya, banyak pihak masih mempertanyakan bagaimana nasib hutan di Kalimantan Timur dan satwa liar di dalamnya jika IKN resmi dibangun dan pemerintahan RI pindah ke sana?
Kondisi ini semakin dikhawatirkan masyarakat terlebih baru-baru ini beredar sejumlah foto yang memperlihatkan satwa liar berkeliaran di jalanan Semboja-Sepaku di kawasan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.
Dalam sejumlah potret hasil jepretan fotografer Antara, Hafidz Mubarak A, hewan-hewan liar yang berkeliaran itu kebanyakan adalah monyet jenis beruk (Macaca nemestrina). Pada salah satu foto, terlihat seekor beruk berukuran besar melintas di tengah jalan. Pada foto yang lain, sejumlah anak beruk terlihat bercengkerama dan bermain di sisi jalan tanpa takut dengan keberadaan sejumlah kendaraan yang melintas.
Lalu, pada foto yang lain, ada pula seekor beruk yang mendekati sebuah mobil berwarna silver. Di tepi jalan tersebut, terpasang papan peringatan jalur perlintasan satwa liar yang masuk ke dalam koridor satwa Ibu Kota Negara (IKN). Pada koridor satwa IKN Nusantara direncanakan akan dibangun underpass dan flyover sebagai perlintasan satwa liar.
Terkait keberadaan dan keselamatan satwa-satwa liar tersebut di IKN tersebut, Kantor Staf Presiden (KSP) telah angkat bicara. KSP menekankan bahwa pemerintah memastikan akan melindungi orang utan dan satwa liar lainnya dalam pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Kalimantan Timur.
Tenaga ahli utama KSP Wandy Tuturoong juga menanggapi pemberitaan media asing yang mengkhawatirkan masa depan orang utan akan terdampak oleh pembangunan IKN.
"Dan itu bagian dari kontrol publik yang harus diapresiasi dan diperhatikan oleh pemerintah," kata Wandy, dikutip Selasa, 15 Maret 2022.
Lebih lanjut Wandy menjelaskan, untuk mewujudkan IKN, pemerintah jauh-jauh hari sudah melakukan berbagai kajian, salah satunya Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) kawasan IKN. Pemerintah juga menyusun berbagai dokumen perencanaan termasuk Rencana Induk Ibu Kota Nusantara dengan konsep Forest City IKN.
Kajian tersebut, kata Wandy, merekomendasikan lima peta jalan pemulihan dan perbaikan lingkungan. Dua di antaranya terkait erat dengan eksistensi orang utan, yakni perbaikan kualitas satwa liar, dan pemulihan ekosistem hutan hujan tropis.
"Jadi bukan cuma orang utan saja sebenarnya yang harus dilindungi di wilayah IKN. Namun juga satwa-satwa liar lainnya, seperti kucing kuwuk, burung migran, buaya muara, macan dahan, lutung, dan penyu," katanya lagi.
Wandy menyebut, ada dua rekomendasi KLHS yang masuk dalam masterplan IKN, yakni pusat kegiatan primer di timur IKN dan pusat kegiatan sekunder di utara IKN yang berbatasan langsung dengan nondevelopable land, dikhususkan sebagai pusat kegiatan pendidikan, inovasi dan riset dalam bidang konservasi keanekaragaman hayati.
Sedangkan untuk perlindungan dan perbaikan kualitas satwa, kata dia lagi, dibuat koridor satwa artifisial seperti kanopi dan rambu-rambu satwa berdasarkan Permen LHK No. 23/2019.
"Kami dari Kantor Staf Presiden akan berusaha mengawal rekomendasi ini, agar menjadi bagian tak terpisahkan dari perencanaan dan pembangunan IKN. Kami juga berharap partisipasi masyarakat dan aktivis lingkungan untuk menjaga agar konsep IKN yang green dan sustainable ini benar-benar terwujud," tandasnya.

Viral Potret Satwa Liar Berkeliaran di Tengah Jalan IKN Nusantara, Sedih! Bagaimana Nasib Mereka?

Komentar

Berita Terkait

Berita Rekomendasi