JAKARTA, REQnews - Postingan sayembara pernikahan berhadiah mobil hingga rumah yang sempat menghebohkan jagat maya beberapa waktu lalu, berakhir di jalur hukum.
Belakangan diketahui, jika informasi sayembara tersebut adalah hoaks. Perempuan dalam foto selebaran itu pun melaporkan kasus postingan sayembara tersebut ke Polres Probolinggo pada Jumat, 29 April 2022 lalu.
Dia melapor karena merasa menjadi korban pencemaran nama baik. Sebab, fotonya diposting di sebuah akun FB, disertai narasi hoaks.
Dalam postingan itu, wanita inisial AR tersebut dituding hamil di luar nikah. Lalu, orang tuanya membuka sayembara pernikahan dengan hadiah menggiurkan.
AR (25 tahun) lantas memutuskan lapor ke SPKT Polres Probolinggo didampingi kuasa hukumnya, Mustofa, orang tua, serta suaminya.
Kuasa hukum korban, Mustofa menjelaskan, pihaknya sudah mengamati dengan seksama berita tentang AR yang dibagikan di beberapa grup WhatsApp dan Facebook.
Pihaknya selaku kuasa hukum pelapor, tidak terima dengan berita itu. Oleh karena itu, mereka mengadukan secara resmi ke Polres Probolinggo dan meminta agar pelakunya diusut.
"Pelapor AR memang benar hamil. Tetapi, dia itu memiliki suami. Jadi informasi yang disebarkan di medsos itu fitnah," kata Mustofa, dikutip Senin, 2 Mei 2022.
Mustofa pun meminta agar oknum yang menyebarkan informasi hoaks itu segera diusut dan diungkap. Karena, pelaku dinilai sudah melanggar Undang-Undang ITE Pasal 27 ayat 3.
"Disebutkan melarang setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan atau mentransmisikan dan atau membuat dapat diaksesnya informasi elektronik dan atau dokumen elektronik yang memiliki muatan penghinaan dan atau pencemaran nama baik," katanya.
Selain itu, tambah Mustofa, pengunggah dan penyebar informasi hoaks itu juga bisa dijerat KUHP Pasal 310. Sebab, sengaja merusak kehormatan atau nama baik seseorang dengan jalan menuduh dia melakukan sesuatu perbuatan dengan maksud yang nyata akan tersiarnya tuduhan itu.
Pelaku, menurut Mustofa, juga melanggar KUHP Pasal 311 Ayat 1. Barang siapa melakukan kejahatan menista atau menista dengan tulisan, dalam hal ia diizinkan untuk membuktikan tuduhannya itu, jika ia tiada dapat membuktikan dan jika tuduhan itu dilakukannya sedang diketahuinya tidak benar, dihukum karena salah memfitnah dengan hukuman penjara selama-lamanya empat tahun.

Sempat Heboh! Sayembara Nikahi Wanita Hamil Berhadiah Mobil Berujung Ngeri, Polisi Turun Tangan

Komentar

Berita Terkait

Berita Rekomendasi