JAKARTA, REQnews -&nbsp;Pada abad ke-14, Eropa dilanda wabah pes atau sampar yang dikenal dengan nama Black Death, yang memusnahkan nyaris separuh populasi di benua tersebut.
Asal-usul wabah ini lama menjadi misteri, ada yang mengatakannya berasal dari Cina. Namun, para ilmuwan Eropa membuktikan fakta berbeda.
Para ilmuwan meneliti DNA dari jasad-jasad yang terkubur di sebuah kota di Asia Tengah pada 1338-1339. Mereka mengacu pada karya sejarawan Universitas Stirling Skotlandia, Phil Slavin.
Ada sidik jari genetik bakteri Yersinia pestis dalam gigi beberapa jasad yang dikubur dengan nisan bertuliskan sampar.
Jasad-jasad ini bersemayam di situs Danau Issyk Kul, di kaki pegunungan Tian Shan, yang kini dikenal dengan nama Kirgistan.
&nbsp;
&nbsp;
"Apa yang kami temukan dalam tanah pemakaman ini adalah nenek moyang empat dari lima garis keturunan itu, jadi ini benar-benar seperti ledakan besar wabah," kata Profesor dari Institut Max Planck untuk Antrologi Evoluasi Leipzig Jerman, Johannes Krause, seperti dikutip dari&nbsp;NBC News, Sabtu 18 Juni 2022.
"Jadi, kami pada dasarnya menemukan asal usul waktu dan tempatnya, yang sangat luar biasa," ujarnya menambahkan.
Temuan yang dipublikasi dalam jurnal Nature ini membantu peneliti memahami pandemi pes, yang menyebar hingga Afrika, serta asal-usul kemunculannya, yang ternyawa bermula dari Kirgistan.
Sebenarnya, banyak sejarawan sudah mencurigai situs pemakaman di Kirgistan itu sebagai wal mula wabah pes. Namun, kini para peneliti membuktikannya secara empiris.
Dalam catatan peneliti sejarah penyakit dari Universitas Tuebingen Jerman, Maria Spyrou, mereka menemukan jenis pes dari Kirgistan yang menjadi pemicu awal menyebarnya pes.
"Dengan kata lain, kami menemukan sumber Black Death dan kami bahkan tahu tanggal tepatnya 1338," ucap Spyrou.
Penyakit yang disebarkan tikus dan kutunya ini diketahui menyebar ke pelabuhan Messina, Sisilia melalui kapal dagang yang tiba dari Laut Hitam pada 1347.

Pernah Musnahkan Separuh Eropa, Asal-usul Wabah Pes Terungkap Lewat Tes Ini

Komentar

Berita Terkait

Berita Rekomendasi