JAKARTA, REQnews - Keadilan untuk orangutan bernama Hope tampaknya harus bertepuk sebelah tangan. Dua orang pelaku yang memberondong tubuh Hope dengan 74 butir peluru senapan angin hanya dihukum azan selama sebulan di Aceh.

Pelaku juga diwajibkan salat Isya di Masjid Balai Konservasi Sumber Daya Alam. Hukuman untuk pelaku kejahatan terhadap satwa yang terancam punah ini pun terbilang sangat ringan.

Hukuman ini dikenakan dengan alasan mereka masih berusia 16 dan 17 tahun. Padahal sudah jelas mereka melanggar hukum pidana, hukumannya bisa saja disesuaikan dengan usianya.

NGO yang melaporkan kasus ini ke kepolisian mengaku kecewa dengan vonis. Mereka beralasan hukuman itu tidak memberikan efek jera di masyarakat.

Apalagi Hope kini mengalami buta permanen setelah kedua matanya luka terkena peluru dari senapan angin. Ramadhani, Direktur Center For Orangutan Protection (COP) menyayangkan kasus ini tidak dibawa ke pengadilan dan kedua pelaku dikembalikan kepada orang tuanya.

&quot;Memang kedua pelaku masih anak-anak saya paham ada UU Perlindungan Anak, tapi tindakan yang mereka lakukan diatas kewajaran anak dibawah umur. Karena mereka cukup berani mengambil anak orangutan dari induknya, kemudian menembaki induknya dengan setidaknya &nbsp;74 peluru senapan angin lalu mereka juga melanggar aturan penggunaan senapan angin,&quot; ujar Ramdhani di Jakarta, Selasa 6 Agustus 2019.

Demi ada efek jera, COP mendesak para pelaku tetap diadili dan dijerat UU no 5 tahun 1990, baru sanksi hukumnya nanti disesuaikan dengan usia mereka. Kalau hanya dikembalikan ke orang tua seperti ini, seolah-olah UU konservasi SDA itu tidak ada.

&quot;Sanksi ini macam guyonan saja dan makin menegaskan pemerintah tidak serius melindungi orangutan. &nbsp;Dalam kasus ini, negara benar-benar kalah dengan anak kecil ini.&quot; ujar Ramadhani.

COP pun menilai kasus ini juga semakin menambah panjang catatan buruk mereka tentang upaya advokasi kasus penembakan orangutan dengan senapan angin. Data yang mereka himpun dari pegiat konservasi di seluruh Indonesia selama satu dekade terakhir ada 52 kasus orangutan yang ditembak dengan senapan angin.

&quot;Kasus orangutan Hope ini kejadian penembakan Orangutan dengan senapan angin yang ke-51 dari total 52 kejadian yang tercatat dan total peluru 889 peluru.&quot;

Yang tertinggi kasus penembakan orangutan di Kaluhara di Taman Nasional Kutan Kalimantan Tengah dengan jumlah peluru 130 peluru. Sedangkan sanksi yang paling berat itu pada kasus Kaluhara 2 yang terjadi Februari 2018, pelakunya 4 orang dihukum 7 bulan penjara dan denda 50 juta.

&quot;Orangutan yang jadi korban penembakan mereka akhirnya mati setelah kami evakuasi ke Bontang, di tubuhnya ada 130 benda asing yaitu peluru senapan angin.&quot; kata Ramadhani.

Tak Adil! Pelaku Penembakan Brutal Orangutan Hope Hanya Dihukum Kumandangkan Azan

Komentar

Berita Terkait

Berita Rekomendasi