JAKARTA, REQnews -&nbsp;Hari ini, 6 September, tepat 57 tahun lalu pada 1962, Merpati Nusantara Airlines didirikan. Namanya maskapai penerbangan, sering tak luput dari kisah-kisah kecelakaan udara tragis yang menyebabkan banyak korban tewas.

Salah satu kecelakaan paling dikenang dari maskapai ini&nbsp;adalah peristiwa jatuhnya pesawat Merpati penerbangan 8968 pada 7 Mei 2011 di Teluk Kamrauw, dekat Bandara Utarom, Kabupaten Kaimana, Papua Barat yang menewaskan 25 orang penumpang.

Akibat cuaca buruk, pesawat jadi tak terkendali dan meluncur jatuh dari ketinggian 15 ribu kaki, sekitar 400 meter sebelum landasan 19 Bandara Utarom, pada pukul 14.05 WIT. Pesawat itu&nbsp;sebelumnya lepas landas dari Bandara Domine Eduard Osok, Sorong, pada pukul 12.40 WIT.

Kronologi

Ketika akan mendarat di Bandara Utarom, Kaimana, pesawat tidak bisa turun karena cuaca di wilayah tersebut sedang hujan deras. Pilot memutuskan untuk membawa pesawat berputar-putar atau holding di udara selama 15 menit, dan terus mencoba untuk mendarat lagi.

Ketika akan melakukan pendaratan, sekitar pukul 14.05 WIT, pesawat hilang keseimbangan. Dari laporan kecelakaan, pesawat meluncur dari ketinggian 15 ribu kaki, lalu terbelah dua dan tenggelam di Teluk Kaimana, dan menewaskan 25 orang.

Penyelidikan

Banyak pihak terlibat dalam upaya mengungkap sebab utama kecelakaan parah ini. Pakar penerbangan menyebut kualitas pesawat Xian MA60 yang dipakai maskapai Merpati tidak sesuai standar, atau buruk. Sebagian lain menyebut, keputusan Merpati membeli jenis pesawat itu tidak sesuai prosedur yang berlaku, bahkan diduga ada kaitannya dengan kolusi.

Penyelidikan berlanjut. Pada 9 Mei 2012, kedua kotak hitam atau&nbsp;Black Box, baik FDR dan CVR pesawat ditemukan. FDR kemudian dikirim ke Cina untuk analisis lebih lanjut karena pengoperasiannya menggunakan bahasa Cina. Sedangkan CVR diperiksa oleh Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).

Hasil dari penyelidikan KNKT menyatakan, bahwa pilot adalah pihak yang paling bertanggungjawab atas kecelakaan itu. KNKT menyebut, pilot membatalkan pendaratan dan membelokkan pesawat secara tajam ke kiri dengan kemiringan ekstrem 38 derajat. Pilot juga disebut tak patuh mengikuti prosedur normal untuk menarik sirip sayap atau flap sehingga pesawat hilang kendali dalam waktu cepat.

&nbsp;

&nbsp;

&nbsp;

&nbsp;

&nbsp;

Kisah Kecelakaan Tragis Merpati Airlines 8968 di Teluk Kamrauw Kaimana

Komentar

Berita Terkait

Berita Rekomendasi