INTERNASIONAL, REQnews - TikTok dituding sebagai aplikasi yang mengancam keamanan nasional oleh parlemen Amerika Serikat. Bahkan platform berbagi video ini dituduh membahayakan privasi pengguna dan menjadi mata-mata bagi pemerintah China. 

Tuduhan itu muncul tak lain karena sentimen negatif pemerintah Amerika Serikat kepada China. TikTok yang notabene dibuat dan dikembangkan oleh perusahaan asal China Bytedance Inc, juga diduga turut mencuri data-data pengguna. 

Meski demikian pihak Bytedance Inc telah membantah tudingan tersebut. Melalui sebuah tulisan dalam blog resminya, mereka menegaskan bahwa perusahaan tetap menjaga kerahasiaan data pengguna dan akan terus menjamin keamanannya. 

&ldquo;Semua data disimpan dalam database yang berlokasi di luar China. Dengan demikian menurut TikTok, perusahaan pun tak perlu tunduk pada regulasi ketat yang dibuat oleh pemerintah China,&rdquo; tulis manajemen pada Sabtu 26 Oktober 2019. 

Bytedance Inc pun mengatakan, ada pula data pengguna AS yang disimpan di Singapura. Itu pun sebagai langkah antisipasi jika terjadi masalah pada database lokal. 

&quot;Pusat data kami terletak sepenuhnya di luar China, dan tidak ada data kami berikan pada China,&quot; jelas mereka. 

&quot;Di TikTok, kami menangani masalah ini dengan sangat serius. Kami berkomitmen untuk transparansi dan akuntabilitas dalam cara kami mendukung pengguna kami di AS dan di seluruh dunia,&quot; lanjut mereka. 

Lebih lanjut, pihak manajemen aplikasi perekam video ini juga mengatakan bahwa mereka memiliki tim khusus yang secara teknis mengawasi kebijakan keamanan siber, serta praktik privasi dan keamanan data. 

Pihak Bytedance Inc, juga mengunkapkan bahwa TikTok tidak beroperasi di Cina dan tidak memiliki niat untuk melakukannya di masa depan. Bahkan TikTok sendiri akhir akhir ini semakin populer di wilayah Amerika Serikat. Aplikasi ini telah diunduh lebih dari 110 juta kali di AS. (Binsasi)

&nbsp;

Benarkah TikTok Mata-mata China?

Komentar

Berita Terkait

Berita Rekomendasi