JAKARTA, REQnews - Kasus penipuan "Sobis" kian marak dan terus terjadi. "Sobis" merupakan modus kejahatan baru menggunakan identitas orang lain.
Bermodal KTP milik orang lain, para pelaku kejahatan ini bisa dengan mudah melancarkan aksinya.
Biasanya, sasaran para pelaku adalah transaksi jual beli online. Mereka memanfaatkan situs jual beli online untuk mengumpulkan data calon korban.
Modus kejahatan ini mulai berkembang sejak dua tahun terakhir dan kini sudah memakan banyak korban.
Salah satunya, seorang wiraswasta asal Makassar bernama Adi Surya. Adi menjadi korban sobis. KTP dan identitas pribadinya dicatut para pelaku. Namun yang mengejutkan, korban kini justru menjadi terlapor atas tiga kasus penipuan.
"Ini semua dimulai saat saya iklankan mobil saya di situs jual beli online. Tepatnya 2020 lalu. Terus, ada orang yang entah hanya pura-pura jadi pembeli atau serius," ungkap Adi, dikutip Sabtu, 23 April 2022.
Pada saat itu, kata Adi, sempat terjadi negosiasi antara dirinya dan calon pembeli. Keduanya juga sudah sempat deal harga untuk unit kendaraan yang hendak dijual.
"Negosiasinya lewat telpon dan chat WA. Dan setelah kami deal harga, calon pembeli itu minta foto kelengkapan surat kendaraan. Bukan cuma itu pak, dia juga minta foto KTP saya. Karena merasa pembeli ini serius, makanya saya fotokan juga," jelas Adi.
Bahkan, lanjut dia, pria itu meminta agar lebih dulu dibuatkan kwitansi. Padahal, belum ada transaksi, baik via transfer maupun bayar secara langsung
Setelah itu, alur negosiasi mulai berubah. Calon pembeli tersebut mulai mengulur waktu hingga akhirnya batal membeli.
"Nah, setelah itu kami sudah putus komunikasi. Dan mobil saya juga sudah laku terjual setelah beberapa lama setelahnya," katanya.
Namun petaka mulai muncul selang beberapa bulan setelahnya. Nama Adi Surya mendadak menjadi terlapor di Polda Sulsel dengan kasus penipuan.
"Ini yang bikin saya kaget. Kenapa saya tiba-tiba dilaporkan penipuan. Padahal saya tidak pernah lakukan apa-apa," ujar Adi.
Tak hanya satu, Adi menjadi terlapor dari tiga pelapor berbeda. Semuanya atas kasus penipuan.
"Saya sudah menjalani pemeriksaan untuk dua LP itu. Sedangkan untuk yang LP ketiga, belum karena baru masuk," katanya.
Adi mendapat panggilan pertama pada 23 April 2021. Dan panggilan kedua pada 18 Mei 2021. Sementara panggilan ketiga pada 6 April 2022.
"Makanya saya curiga, ada seseorang yang menggunakan identitas saya (KTP) untuk melakukan penipuan hingga ada pemanggilan seperti ini sampai tiga kali," sambungnya.
Atas kejadian yang menimpanya ini, Adi berencana melapor ke polisi.
"Saya akan bereskan (melaporkan) semua agar pelaku yang menggunakan identitas saya segera tertangkap," tandasnya.

Pakai KTP Orang Lain Buat Nipu, Waspada! Kenali Nih Modus Kejahatan Baru 'Sobis'

Komentar

Berita Terkait

Berita Rekomendasi