JAKARTA, REQnews &ndash; Halo sobat-sobat milenial, pengemudi mobil Camry berinisial DH yang menabrak&nbsp; dan menewaskan dua pengguna skuter listrik GrabWheels di Senayan, sudah ditetapkan sebagai tersangka lho. Dari hasil pemeriksaan, DH dalam kondisi mabuk dan kehilangan konsentrasi saat berkendara, sehingga menabrak Ammar dan Wisnu.

Nah, biar gak alami hal yang serupa, kalian perlu memperhatikan beberapa tips dari Praktisi Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) Sonny Susmana ini.&nbsp;Menurutnya, penyebab tingginya angka kecelakaan yang diakibatkan oleh pecah ban dan kelelahan dan berada dalam pengaruh alkohol.

Sonny&nbsp;mengatakan, insiden pecah ban bisa terjadi jika kondisi ban sudah tidak layak pakai dan kurang angin.&nbsp;Sementara untuk kelelahan (fatigue) bisa terjadi karena pengemudi mengabaikan sinyal dari tubuh untuk diistirahatkan, dan memaksakan diri untuk cepat sampai.

Sedangkan pengaruh alkohol bisa membuat kehilangan konsentrasi dalam berkendara.&nbsp;&ldquo;Dalam kondisi ini, sebaiknya tubuh diistirahatkan jika sudah berkendara lebih dari tiga jam. Jika mengantuk Anda bisa minum kopi, namun tetap harus tidur karena efek dari kafein akan dirasakan satu jam setelah diminum. Sehingga saat bangun, tubuh akan fresh karena mendapatkan istirahat yang cukup dan efek dari kafein akan bekerja,&rdquo; katanya.

Seharusnya pengemudi yang mengendalikan kendaraan, bukan malah dikendalikan oleh kendaraan. Kuncinya adalah dengan mengikuti aturan lalu lintas dan selalu menggunakan akal sehat saat berkendara.

Sebagai informasi, menurut data Kepolisian di Indonesia, rata-rata 3 orang meninggal setiap jam akibat kecelakaan jalan. Lalu secara persentase, besarnya jumlah kecelakaan tersebut disebabkan oleh faktor manusia. 

Tak tangung-tanggung sebesar 61 persen kecelakaan disebabkan oleh faktor manusia, terkait dengan kemampuan serta karakter pengemudi. 

Sementara 9&nbsp; persen disebabkan karena faktor kendaraan, yaitu terkait dengan pemenuhan persyaratan teknik laik jalan. Selanjutnya sebesar 30 persen disebabkan oleh faktor prasarana dan lingkungan. 

Kemudian, dari sisi kecelakaan lalu lintas hingga triwulan kedua II 2019, sepeda motor masih tercatat sebagai penyumbang terbesar angka kecelakaan lalu lintas di jalan raya, dengan jumlah 35.980 peristiwa. Namun jumlah ini menurun dari periode sebelumnya pada triwulan I 2019 sebanyak 36.358 peristiwa.

Selanjutnya mobil menduduki urutan kedua, dengan catatan kecelakaan sebanyak 6.809 peristiwa pada triwulan II 2019, sementara 6.961 peristiwa pada triwulan I 2019. Lalu untuk truk ada 3.700 peristiwa pada triwulan II 2019 dan 4.398 peristiwa pada triwulan I 2019.

Sedangkan Bis adalah jenis kendaraan yang paling jarang mengalami kecelakaan, tercatat 495 peristiwa pada triwulan II 2019. (Binsasi)

Penyebab Utama Pengemudi Camry 'Bunuh' Dua Pengguna GrabWheels dan Cara Antisipasinya

Komentar

Berita Terkait

Berita Rekomendasi