JAKARTA, REQnews - Pil pahit harus diterima Luthfi Alfiandi, pemuda yang membawa bendera Merah Putih saat demo pelajar di Gedung DPR pada September lalu. Dalam sidang perdana di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat (PN Jakpus), Kamis 12 Desember 2019, jaksa mendakwanya dengan pasal berlapis. 

Menanggapi hal ini, Direktur Eksekutif Lokataru&nbsp;Foundation Haris Azhar mencurigai ada banyak kejanggalan pada kasus ini.&nbsp;&nbsp;&ldquo;Salah satunya seperti bantuan hukum yang tertutup. Ada dugaan kekerasan terhadap mereka yang ditahan. Dan ditutup tutupi. Termasuk membungkam Luthfi untuk tidak bicara banyak,&rdquo; katanya kepada REQnews, Jumat 13 Desember 2019.

Soal kasus Luthfi ini, polisi sebelumnya sempat menegaskan bahwa penangkapan Lutfi bukan karena melecehkan bendera merah putih, melainkan sebagai perusuh.

Maka, Haris menilai dakwaan jaksa&nbsp;terkesan janggal. &ldquo;Mereka hanya mem-beo aja dari skenario polisi,&rdquo; ujarnya.

Seperti diketahui, dalam dakwaan tersebut dibacakan oleh Jaksa Andri Saputra dalam sidang kemarin. Lutfi diancam Pasal 212 KUHP juncto Pasal 214 KUHP ayat 1. Adapun Pasal 212 KUHP itu mengatur adanya kekerasan terhadap anggota kepolisian. 

Kemudian anak muda itu juga dijerat Pasal 214 KUHP terkait perbuatan yang dinilai melawan aparat polisi saat aksi pelajar dan mahasiswa rusuh itu. Lalu Lutfi didakwa melanggar Pasal 170 ayat 1 KUHP yang mengatur terkait perbuatan melakukan kekerasan terhadap orang atau barang. 

Selanjutnya, Lutfi juga didakwa melanggar Pasal 218 KUHP karena Lutfi berada di antara kerumunan meski telah diperintah tiga kali oleh aparat kepolisian. Dari ketiga pasal alternatif ini, yang paling berat ancaman hukumannya dihukum tujuh tahun penjara. 

Setelah pembacaan dakwaan ini, kuasa hukum dan Lutfi menerima dakwaan itu. Kemudian hakim menjadwalkan sidang akan dilanjutkan pada Rabu 18 Desember 2019 nanti. 

Dalam sidang kemarin para pendukung Luthfi ikut memenuhi Ruang Sidang. Lutfhi ditangkap karena diduga ikut melakukan kerusuhan pada aksi pelajar STM di depan gedung DPR RI September lalu.

Ruangan sidang dipenuhi oleh anak-anak muda yang membawa kertas ilustrasi bertuliskan &#39;Bebasin Temen Gue&#39;. Mereka juga meneriakkan,&quot;Jangan nunduk, jangan nunduk kalian ga salah,&quot; kepada seluruh tahanan yang akan menjalani proses hukum dan sudah duduk di kursi terdakwa.

Ada pula beberapa orang dewasa mengenakan pakaian dengan gambar foto viral Luthfi yang membawa bendera.

&quot;Bebaskan Luthfi! Allahu akbar!&quot; kata salah seorang pria dewasa.

Ibu Luthfi, yaitu Nurhayati Sulistya (51) juga hadir dalam sidang perdana tersebut. Dia memakai kerudung berwarna merah muda lengkap menggunakan kaos yang disablon dengan foto Luthfi. Nurhayati tampak haru melihat dukungan kepada anaknya. (Binsasi)

Kejanggalan Sidang Luthfi Alfiandi, Haris: Dakwaan Jaksa Cuma 'Mem-beo' Skenario Polisi!

Komentar

Berita Terkait

Berita Rekomendasi