JAKARTA, REQnews - Dewan Pengawas Komisi Pemberantasan Korupsi (Dewas KPK) sudah rampung menyusun kode etik bagi pimpinan baru. Revisi kode etik itu juga mengubah nilai dasar yang ada di KPK.
Sebelumnya, nilai dasar KPK ialah religiusitas, integritas, keadilan, profesionalisme dan kepemimpinan. Namun, dalam kode etik baru, religiusitas dihapus dan digantikan dengan sinergi.
Menanggapi hal ini, Pakar Hukum Pidana Universitas Al-Azhar Indonesia Supardji Ahmad pun berpendapat. Ia mengatakan, keputusan ini adalah keputusan politik dalam undang-undang, yang mau tak mau harus diterima oleh semua pihak. Ia pun menyayangkan putusan tersebut dan malah makin membuat lembaga anti rasuah ini kian melemah.&nbsp;
"Sangat disayangkan. Kinerja KPK terus menurun, hasilnya kerjanya tidak tampak. Religiusitas diganti dengan sinergi,&nbsp;(malah) membuat KPK menjadi tidak berani mengambil sebuah sikap dan tindakan-tindakan yang jelas," ujarnya saat ditemui di Hotel Ibis Tamarin, Jakarta Pusat, Jumat 6 Maret 2020.
Ia pun menilai pergantian nilai&nbsp;religiusitas dengan sinergi dalam kode etik KPK menjadi bukti pelemahan KPK yang diinginkan oleh DPR dan lembaga-lembaga politik lain yang punya kepentingan di sana.
KPK yang kini lebih banyak berorientasi pada pencegahan ternyata tak menunjukkan hasil yang jelas. Kinerja dan progresivitasnya juga tidak menunjukkan hasil yang memuaskan. Suparji pun menilai KPK tak lagi independen karena secara tak langsung telah ditunggangi kepentingan politis.
"Faktanya adalah siapa yang berkuasa, dialah yang mengontrol dan mengendalikan KPK. Melihat kinerja KPK yang sekarang, lembaga antirasuh itu dinilai sangat paradoks. Hal itu, lantaran ada kasus yang dihentikan, pada saat yang sama tidak ada perkara atau kasus yang diproses dan diselesaikan," katanya.
Kata Suparji, semua lembaga politik menginginkan itu. Buktinya, setelah beberapa bulan berjalan banyak kasus mengendap dan tidak ada perkara yang berhasil diselesaikan oleh KPK. "Ada perkara yang ditutup, lalu tidak ada yang diselesaikan," ujarnya. (Binsasi)
&nbsp;

Kode Etik Dirubah Dewas, KPK Kehilangan Arah dan Makin Dilemahkan

Komentar

Berita Terkait

Berita Rekomendasi