BEKASI, REQnews - Hasudungan Rumapea alias Oskar (62), terdakwa kasus pembunuhan kucing menggunakan gagang sapu divonis 3 bulan penjara oleh majelis hakim Pengadilan Negeri Kota Bekasi pada Selasa 22 Februari 2022.
Ketua Animal Defenders Indonesia (ADI) Doni Herdaru Tona pun membenarkan bahwa majelis hakim telah menjatuhkan vonis terhadap terdakwa. Menurutnya, vonis tersebut tak memenuhi rasa keadilan bagi masyarakat.
"Betul (kemarin putusan vonis), saya dihubungi pihak JPU (jaksa penuntut umum) ketika menanyakan kapan jadwal sidang putusan yang terbaru," kata Doni kepada wartawan, Rabu 23 Februari 2022.
Sebagai pelapor,dirinya mengaku tak hadir, karena tidak adanya kejelasan mengenai jadwal sidang. Bahkan, dalam Sistem Informasi Penelusuran Perkara (SIPP) jadwal sidang vonis perkara tersebut tidak ditemukan.
"Tidak hadir, karena diberitahukan bahwa sudah sidang putusan. Saya berharap mendapatkan kabar jadwal sidang padahal, perlu dan penting untuk kita hadir. Saat ini saya sedang meminta salinan putusan pada JPU dan menanti apakah dari pihak terdakwa akan banding atau tidak," lanjutnya.
Itu dikarenakan beberapa kali jadwal sidang putusan tertunda dan tidak ada kepastian. Bahkan pihaknya sering kali hadir, namun majelis hakim tidak ada kabar.
"Bahkan sempat kami hadir, terdakwa hadir, JPU hadir, tapi tiba-tiba majelis hakim 'menghilang' tanpa kabar. Sejak saat itu tidak ada kabar kapan sidang lagi. Bahkan di SIPP PN Bekasi terakhir jadwal sidangnya 26 januari 2022," kata dia.
Doni pun mendapat informasi dari JPU jika hari Selasa 22 Februari 2022 adalah sidang putusan, dan majelis hakim menjatuhkan hukuman 3 bulan penjara dengan masa percobaan 6 bulan. Artinya, putusan tersebut jauh lebih ringan dari tuntutan JPU yang menuntut 5 bulan penjara.
"Iya jauh lebih ringan. Saya merasa putusan ini belum memenuhi asas keadilan masyarakat, dan tidak update jadwal sidang serta ketidakjelasan kapan sidangnya juga. Sehingga membuat kita-kita bertanya-tanya, ada apa?," lanjut Doni.
Sementara Kuasa Hukum terdakwa yaitu Ondobina Sitohang sebelumnya menilai jika majelis hakim tidak mempertimbangkan beberapa hal seperti saksi fakta hingga autopsi atau visum et repertum terhadap bangkai kucing yang sudah dikubur tersebut.
Menanggapi hal itu, Doni Herdaru menyebut bahwa fakta hukum lainnya telah dinyatakan sah dan diterima oleh majelis hakim, yaitu video dari CCTV yang mengungkapkan kebrutalan kelakuan terdakwa.
"Kemudian penyebab kematian sudah dijelaskan oleh video bukti yang diterima secara hukum oleh majelis hakim. Sementara perdamaian yang dilakukan antara terdakwa dan pemilik kucing, tidak menggugurkan sifat pidana kasus ini," ujarnya.

Vonis Ringan Pembunuh Kucing di Bekasi, Doni Herdaru: Tak Memenuhi Asas Keadilan Masyarakat!

Komentar

Berita Terkait

Berita Rekomendasi