BANDUNG, REQnews -&nbsp;Mantan Ketua DPR RI Setya Novanto (Setnov) dikabarkan berselisih dengan mantan Sekretaris Mahkamah Agung (MA) Nurhadi di Lapas Sukamiskin Bandung, Jawa Barat. Bentrokan dua geng tersebut ditenggarai karena rebutan kamar mewah.
Menanggapi hal tersebut,&nbsp;Pakar Hukum Pidana Fakultas Hukum UGM, Muhammad Fatahillah Akbar menyebut bahwa adanya geng di lapas semakin menunjukkan diskriminasi antar napi. Ia pun menilai jika&nbsp;pelaksanaan pidana di Lapas Sukamiskin&nbsp;khusus koruptor seharusnya mendapat perhatian khusus.
"Dalam sistem peradilan pidana, eksekusi atau pelaksanaan pidana memegang peran cukup penting. Jika lapas koruptor malah mengindikasikan diskriminasi antar napi, dimana bentuk dan fasilitas kamar berbeda, maka malah mengajarkan tindakan koruptif," kata Akbar kepada REQnews.com pada Kamis 3 Maret 2022.
Untuk itu, menurutnya penting adanya pengawasan yang ketat dan&nbsp;fokus rehabilitasi dengan perlakuan sama kepada semua napi. "Nah apalagi sampai terbentuk geng. Ini malah menunjukkan diskriminasi antar napi yang jauh dari sistem rehablitasi," ujarnya.
Diketahui, sebelumnya terpidana megakorupsi e-KTP Setya Novanto dan mantan Sekretaris Mahkamah Agung Nurhadi dikabarkan berselisih di Lapas Sukamiskin, Jawa Barat.
"Perselisihan sudah selesai, itu kejadian lama," ujar Kepala Bagian Humas dan Protokol Ditjen Pemasyarakatan (Pas) Rika Apriyanti saat dimintai konfirmasi, Rabu 2 Maret 2022.
Namun, pihak Sukamiskin membantah bahwa keributan itu terjadi antara Setya Novanto dan Nurhadi. Kalapas Sukamiskin, Elly Yuzar menjelaskan, bahwa keributan itu terjadi antara Mantan Direktur PT. Murakabi Sejahtera Irvanto Hendra Pambudi dengan Eks Sekretaris Pribadi Menteri KKP, Amiril Mukminin.
Kejadian itu terjadi pada bulan lalu hingga saling pukul. Irvanto memukul Amiril yang berujung penegakan hukum pihak Lapas. "Kejadiannya sebulan yang lalu, perselisihan antara Irvanto dan Amiril hingga Irvanto memukul Amiril," ujar Elly saat dikonfirmasi wartawan, Rabu 2 Maret 2022.
Perkelahian itu berawal ketika Nurhadi dilimpahkan ke Sukamiskin pada 8 Januari 2022 yang dianggap tak menunjukan sopan santun sebagai tahanan baru kepada Setnov yang merupakan senior.
Diketahui, Setya Novanto dan Nurhadi sama-sama dieksekusi di Lapas Sukamiskin. Novanto menjalani masa pidana 15 tahun penjara karena kasus korupsi e-KTP.
Sedangkan Nurhadi divonis 6 tahun penjara dan denda Rp 500 juta subsider 3 bulan kurungan. Nurhadi terbukti menerima suap dan gratifikasi terkait penanganan perkara sebesar Rp 49 miliar.
&nbsp;

Bentrok Geng Setnov-Nurhadi di Sukamiskin, Pakar: Semakin Menunjukkan Diskriminasi Antar Napi!

Komentar

Berita Terkait

Berita Rekomendasi