JAKARTA, REQNews&nbsp; – Sejumlah negara siap memasok hulu ledak nuklir ke Iran. Hal itu diungkapkan Mantan Presiden Rusia dan Wakil Ketua Dewan Keamanan negara itu Dmitry Medvedev.Klaim Medvedev itu, diunggah di media sosial, setelah serangan<a href="https://www.reqnews.com/read/news/87713/warga-ri-heboh-kapal-induk-amerika-serikat-uss-nimitz-melintas-di-laut-aceh-begini-penjelasan-mabes-tni"> Amerika Serikat</a> (AS) terhadap fasilitas nuklir Iran pada Minggu 22 Juni 2025 pagi.Dalam sebuah posting di X, Medvedev menyatakan bahwa serangan AS terhadap tiga <a href="https://www.reqnews.com/read/news/87706/perang-makin-berkobar--3-fasilitas-nuklir-iran-dibombardir-trump-khamenei-akan-balas-dengan-serang-pangkalan-militer-as">fasilitas nuklir Iran </a>di Isfahan, Natanz, dan Fordow menjadi bumerang, dan berujung pada hasil yang bertolak belakang dengan apa yang ingin dicapai Presiden AS Donald Trump.Menurut Medvedev, "pengayaan material nuklir dan, sekarang kita dapat mengatakannya secara langsung, produksi senjata nuklir di masa mendatang &nbsp;akan terus berlanjut."Medvedev juga mengatakan bahwa “Sejumlah negara siap memasok <a href="https://www.reqnews.com/read/news/42175/pentagon-tahun-2030-cina-punya-seribu-hulu-ledak-nuklir">hulu ledak nuklir</a> mereka sendiri secara langsung ke Iran”.Diketahui, Iran memiliki hubungan bersahabat dengan empat negara berkekuatan nuklir, yaitu Rusia, Cina, Korea Utara, dan Pakistan. Dari keempat negara tersebut, Korea Utara, Pakistan, dan Rusia yang paling mungkin bersedia melakukannya.Lebih lanjut, Medvedev menyatakan bahwa “rezim politik Iran telah bertahan dan kemungkinan besar, telah muncul dengan lebih kuat,” dan selanjutnya mengklaim bahwa rakyat Iran “bersatu di sekitar kepemimpinan spiritual negara itu, termasuk mereka yang sebelumnya acuh tak acuh atau menentangnya.”Diketahui, Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan pada Minggu bahwa Rusia mengutuk keras serangan AS terhadap situs nuklir Iran."Keputusan yang tidak bertanggung jawab untuk menjadikan wilayah negara berdaulat sebagai sasaran serangan rudal dan bom, apa pun argumen yang diajukan, secara mencolok melanggar hukum internasional, Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa, dan resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa," kata kementerian tersebut dalam pernyataannya, sebagaimana dilansir Jerusalem Post."Kami menyerukan diakhirinya agresi dan peningkatan upaya untuk menciptakan kondisi guna mengembalikan situasi ke jalur politik dan diplomatik," tambah pernyataan tersebut.

Sejumlah Negara Siap Pasok Hulu Ledak Nuklir ke Iran

Berita Terkait

Berita Rekomendasi