JAKARTA, REQNews - Direktur Imparsial, Ardi Manto, menjadi korban serangkaian aksi teror. Ardi bersama Tim Advokasi untuk Keadilan langsung melaporkan kejadian ini ke <a href="https://www.reqnews.com/read/news/89534/bem-ui-dan-bem-si-demo-hari-ini-di-mapolda-metro-jaya-buntut-driver-ojol-dilindas-rantis">Polda Metro Jaya.</a>Teror ini diduga sebagai bentuk intimidasi terhadap kerja-kerja pembela <a href="https://www.reqnews.com/read/profil/42513/abdul-hakim-garuda-nusantara-sang-pejuang-hak-asasi-manusia-sampai-akhir-hayat">hak asasi manusia.</a>Meski Ardi belum bisa memastikan apakah ini kriminal biasa atau terstruktur, pola serangan yang muncul bertepatan dengan kritik <a href="https://www.reqnews.com/read/news/89531/imparsial-kecam-tindakan-represif-polisi-saat-amankan-aksi-demo-di-dpr">Imparsial </a>terhadap sejumlah peristiwa membuatnya patut diduga sebagai intimidasi terhadap pembela hak asasi manusia.Aksi teror ini mulai dirasakannya sejak Desember 2024. Namun, eskalasi terjadi pada 20 Agustus 2025 ketika akun WhatsApp pribadinya diretas."Peretasan akun Instagram kantor (@imparsial) terjadi pada Juli, kemudian berlanjut dengan peretasan dan pengambilalihan akun WhatsApp saya pada 20-28 Agustus 2025," ujar Ardi kepada wartawan di Polda Metro Jaya, Selasa 9 September 2025.Ardi juga mengalami perusakan kendaraan dan pencurian dokumen milik Imparsial. Peristiwa itu terjadi pada 8 September 2025 di kawasan Jatiasih, Kota Bekasi, saat ia singgah di sebuah rumah makan."Dokumen itu berisi aktivitas kegiatan yang kalau jatuh ke tangan pencuri tidak ada gunanya. Tapi jika dimanfaatkan pihak yang ingin melemahkan kerja kami, bisa menjadi masalah," jelas Ardi.

Diteror, Akun WhatsApp Diretas hingga Mobil Dirusak, Direktur Imparsial Lapor Polisi

Berita Terkait

Berita Rekomendasi